Pandemi Covid-19 Momentum Reformasi Sistem Kesehatan Indonesia

JAKARTA-Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia sudah berhasil menanganiada pandemi Covid lebih baik jika dibanding negara lain. Meski demikian, masih ada tantangan ke depan karena varian baru masih akan tumbuh.

Pada saat pandemi terjadi, secara global puncak kasusnya pernah mencapai 600 ribu  per hari. Sekarang sudah turun menjadi 2 ribu per hari. Kemudian juga pernah masuk rumah sakit 100 ribu per hari. Sekarang yang masuk rumah sakit 3.100 orang.

“Di Indonesia pada hari puncak yang meninggal 1.800 orang per hari. Kini 17 -19 orang per hari. Jadi itu pencapaian yang kita raih selama pandemi dan seluruh dunia mengakui bahwa pencapaian ini termasuk yang paling baik. Khususnya di gelombang terakhir yaitu varian mikron BA 4 dan BA 5,” beber Menkes Budi

Menkes menyampaikan bahwa varian baru namanya XBI sudah ada di Singapura. “Singapura sekarang kasusnya naik lagi ke 6.000 per hari karena ada varian baru namanya XBI. Varian ini juga sudah masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, varian baru Covid-19 di Indonesia bisa dikendalikan karena masyarakat masih patuh pada protokol kesehatan. Singapura yang tadinya cuma ratusan kasus, naik menjadi 6.000 kasus per hari, lebih tinggi dari Indonesia yang cuma 2.000 kasus per hari.

Padahal penduduk Singapura itu 5 juta, penduduk Indonesia 270 juta. Sementara untuk vaksinasi berjalan sangat baik karena sudah disuntikkan lebih dari 204 juta total populasi. “Sehingga imunitas dari masyarakat kita baik, dan yang kedua juga protokol kesehatan kita terlatih lebih kuat,” imbuh menteri.

Menurut Menkes, pandemi menciptakan banyak kesempatan untuk melakukan reformasi. Pandemi telah mendorong lembaganya untuk melakukan beberapa perubahan untuk memastikan penanganan ke depan lebih baik.

“Bapak Presiden Jokolwi meminta saya personally harus dilakukan reformasi dan kami sudah canangkan 6 reformasi,” ujarnya.

Pertama adalah reformasi layanan primer. Itu basisnya di Puskesmas dan Posyandu. Akan dilakukan revitalisasi. Kedua ada reformasi layanan rumah sakit. Dengan cara melengkapi dan perbanyak perbaikan rumah sakit, seperti alat maupun dokternya.

Ketiga, reformasi sistem pertahanan kesehatan. Seperti produksi vaksin, obat obatan dan alat kesehatan. Keempat, lanjutnya, adalah reformasi sistem pembiayaan kesehatan. Bila terjadi pandemi pemerintah tidak panik mengenai pembiayaan penanganan.

Kelima yang juga pasti adalah reformasi sumber daya manusia (SDM). Saat ini, Indonesia kekurangan 70.000 dokter, dokter spesialis kekurangan puluhan ribu. “Jadi produksi dokter kita jauh lebih rendah. Dan banyak masyarakat kita tidak mendapatkan akses kesehatan,” katanya.

Keenam adalah reformasi dari sektor teknologi kesehatan baik di bidang information technology maupun bio technologi. “Enam reformasi itu Bapak Presiden Jokowi minta harus segera diselesaikan sebelum akhir masa jabatan beliau di tahun 2024,” tutupnya. (dit/r10)