Epidemiolog: Sangat Aneh kalau Kasus Covid-19 di Indonesia Sedikit

JAKARTA, KOMPAS.com – Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai, kasus infeksi Covid-19 di Tanah Air sedianya belum turun signifikan.

Dia menduga, sedikitnya kasus infeksi di Indonesia terjadi karena menurunnya pemeriksaan (testing) yang dilakukan pemerintah.

Di samping itu, masyarakat makin enggan untuk melakukan pemeriksaan dalam mendeteksi virus corona, baik PCR maupun antigen.

“Lebih sulit (mendeteksi kasus Covid-19) di tahun keempat karena semakin menurunnya kapasitas testing, baik dari pemerintahnya sendiri yang memang menurun, dan masyarakat yang semakin enggan untuk melakukan testing,” kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2023).

Dicky menuturkan, banyaknya orang yang tidak lagi melakukan pemeriksaan terjadi karena beberapa faktor, salah satunya orang yang terinfeksi kebanyakan bergejala ringan.

Kemudian, pola mencari pelayanan kesehatan di kalangan masyarakat masih rendah.

Mereka lebih memilih untuk mengobati kasus di rumah saja dibandingkan mendapat pelayanan intensif di rumah sakit

“Apalagi kondisi (sakitnya) tidak seberat sebelumnya setelah vaksinasi. Jadi sangat musykil dan aneh kalau kasus infeksinya sedikit. Ditambah pengabaian di masyarakat tinggi,” ucap Dicky.

Penilaian Dicky bukan tanpa alasan. Indonesia adalah salah satu negara dengan excess death tinggi di dunia selama pandemi. Artinya, infeksi yang tidak tercatat sangat banyak.

Ditambah lagi, ada fakta ilmiah yang menyatakan bahwa Covid-19 subvarian Omicron yang bersirkulasi saat ini lebih efektif dalam menginfeksi, me-reinfeksi, dan efektif dalam menembus antibodi.

“Dikatakan oleh WHO testing kita jauh di bawah yang disarankan dari satu tes per 1.000 orang per minggu, sudah jauh sekali penurunannya. Jadi harusnya secara logika ilmiahnya, kasus infeksinya bisa banyak,” ujar Dicky.

Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi ratusan per hari. Sebelumnya, saat Omicron meningkat, kenaikan kasus mencapai 8.000 per hari.

Pada Rabu (4/1/2023), pukul 12.00 WIB, kasusnya bertambah 597 kasus dalam sehari sehingga total mencapai 6.721.692 sejak tahun 2020.

Sementara itu, kasus aktif turun 77 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya mencapai 8.893 kasus aktif.

Data yang sama menunjukkan, ada penambahan kasus sembuh. Dalam sehari, jumlahnya bertambah 665.