Polisi Italia Gunakan Meriam Air Bubarkan Unjuk Rasa Anti-vaksin

TEMPO.COJakarta – Polisi Italia menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan aksi duduk pengunjuk rasa anti-sertifikat vaksinasi Covid-19 di pelabuhan Trieste, Senin, 18 Oktober 2021.

Pelabuhan di timur laut itu menjadi titik fokus protes di Italia atas pengenalan aturan baru yang berlaku Jumat lalu dengan mengharuskan semua pekerja menunjukkan bukti vaksinasi, tes virus corona negatif atau pemulihan dari infeksi.

Polisi dengan perlengkapan anti-huru-hara lengkap bergerak pada Senin pagi setelah beberapa ratus pekerja dermaga mengganggu akses ke salah satu gerbang utama di pelabuhan komersial terbesar di Italia.

Massa didorong ke samping oleh semburan air diikuti oleh tembakan gas air mata. Banyak dari mereka menuju ke alun-alun kota untuk melanjutkan protes mereka di depan kantor-kantor pemerintah.

“Mereka menyerang kami. Saya tidak bisa berkata-kata. Saya tidak pernah menduganya,” kata Stefano Puzzer, juru bicara pengunjuk rasa. “Kami akan duduk di sini. Kami tetap tenang. Kami tidak akan menyerah.”

Pemerintah mengatakan ‘Green Pass’ kesehatan diperlukan untuk menjaga keselamatan pekerja dan mendorong lebih banyak orang untuk mendapatkan vaksinasi. Di bawah aturan, efektif hingga akhir tahun, pekerja akan diskors tanpa dibayar dan menghadapi denda hingga 1.500 euro (Rp24,6 juta) jika mereka mencoba bekerja tanpa sertifikat.

Berdasarkan jajak pendapat, sebagian besar orang Italia mendukung ketentuan tersebut. Namun minoritas yang vokal mengatakan aturan itu melanggar hak-hak inti tenaga kerja.

Sekitar 15% pekerja swasta dan 8% pekerja sektor publik tidak memiliki Green Pass, menurut dokumen pemerintah yang dilihat oleh Reuters pekan lalu.

Namun, Puzzer mengatakan sekitar 40% pekerja pelabuhan Trieste tidak divaksin. Penolakan vaksin Covid-19 juga lebih tinggi di kota daripada di sebagian besar Italia, dengan partai “anti-vax” mengambil 4,5% suara pada pemilihan walikota bulan ini.