Jokowi Tekankan Pentingnya Peningkatan Sistem Kesehatan di Tanah Air

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pandemi Covid-19 selama 2,5 tahun terakhir ini memperlihatkan sistem kesehatan nasional masih butuh diperbaiki dan ditingkatkan untuk melayani seluruh masyarakat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pandemi menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki sistem kesehatan di Tanah Air.

“Semuanya kelihatan [saat pandemi], pada saat kita menderita memang jadi kelihatan semuanya, pada saat krisis kesehatan karena pandemi kelihatan semuanya, mana yang enggak benar kelihatan, mana yang lamban kelihatan, mana yang kurang kelihatan, inilah yang kita perbaiki,” kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (9/8).

Ia juga menyayangkan apabila masyarakat di Tanah Air, dalam hal ini Kalimantan Barat, masih melakukan pengobatan ke luar negeri. Untuk itu, saat Gubernur Kalimantan Barat meminta bantuan dari pemerintah pusat dalam pembangunan tower baru RSUD dr. Soedarso, pemerintah pusat menyanggupinya.

“Saya itu paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ke Amerika. Khusus untuk Kalimantan Barat saya mendengar banyak sekali yang ke Kuching. Berapa outflow kita? Uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan ke luar negeri, lebih dari Rp110 triliun setiap tahunnya,” ungkapnya.

Maka dengan peresmian Tower A dan B RSUD dr. Soedarso di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, diharapkan menjadi salah satu upaya perbaikan sistem kesehatan nasional.

Dengan luas tanah 26,63 hektare dan fasilitas modern, RSUD dr. Soedarso Pontianak, mampu melayani dan menangani kasus-kasus atau penyakit yang ada di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan masyarakat di Kalimantan Barat tidak perlu pergi ke luar negeri untuk berobat.

Adapun untuk pembangunan Tower A dan B RUSD dr. Soedarso menghabiskan dana Rp205 miliar yang ditanggung pemerintah daerah. Kemudian untuk pemenuhan alat kesehatan kurang lebih Rp200 miliar yang dibantu pemerintah pusat.

“Ini yang namanya gotong royong untuk menyelesaikan tadi uang yang harus keluar karena tidak siapnya rumah sakit kita. Tadi saya cek, ada 277 tempat tidur, cek ruang operasi, cek ICU semuanya saya lihat, sudah super modern saya jadi ingatkan enggak usah (berobat) ke luar (negeri), di sini sudah cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada,” ujarnya.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan, rumah sakit tersebut tidak akan dikategorikan berdasarkan kelas, melainkan penanganan jenis penyakit setiap pasien.

“Rumah sakit ini nanti dioperasikan tanpa kelas, Pak, karena kami berpendapat rumah sakit itu, kelas itu, tergantung dari jenis penyakitnya. Jadi tidak memandang dari sisi kemampuan membayar, tetapi dari sisi jenis penyakitnya,” tuturnya.