Covid Menggila! China Perketat Pembatasan, Warga Frustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas kota Shanghai dan Beijing kembali memperketat pembatasan Covid-19, Senin (9/4/2022). Aturan ini menimbulkan masalah baru dan meningkatkan rasa frustrasi bagi para penduduk dua kota terbesar di China tersebut.

Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, kota terpadat Shanghai telah meluncurkan aturan baru untuk mengakhiri infeksi di luar zona karantina pada akhir Mei nanti.

Meskipun belum ada pengumuman resmi, selama akhir pekan, beberapa penduduk di empat dari 16 distrik telah menerima pemberitahuan. Mereka nantinya tidak lagi dapat meninggalkan rumah atau menerima pengiriman. Langkah ini diambil sebagai upaya nol infeksi Covid.

Dua warga di distrik kelima, Yangpu, mengatakan mereka diberitahu tentang tindakan serupa dan pedagang di lingkungan mereka akan ditutup.

Di Beijing, penduduk di daerah yang paling parah terkena bencana disuruh bekerja dari rumah sementara lebih banyak jalan, kompleks, dan taman ditutup pada Senin.

Lebih banyak rute bus ditangguhkan karena lebih banyak putaran pengujian dilakukan di beberapa distrik, termasuk Chaoyang dan Fangshan, yang keduanya digambarkan oleh otoritas kota sebagai “prioritas prioritas” dalam pekerjaan kontra-epidemi kota.

Kemarahan publik atas aturan tanpa kompromi itu mulai bermunculan di media sosial. Pasalnya, pihak berwenang memaksa tetangga dari kasus positif untuk pergi ke karantina terpusat dan menuntut agar menyerahkan kunci rumah mereka untuk didesinfeksi. Para ahli hukum mengecam hal ini sebagai melanggar hukum.

Satu video di media sosial bahkan menunjukkan polisi mengambil kunci setelah seorang penduduk menolak untuk membuka pintu.

Dalam contoh lain, rekaman suara panggilan beredar di Internet seorang wanita berdebat dengan pejabat menuntut untuk menyemprotkan disinfektan di rumahnya meskipun dia telah dites negatif.

Tong Zhiwei, dosen hukum di Universitas Ilmu Politik dan Hukum China Timur, menulis dalam sebuah esai yang beredar luas di media sosial pada Minggu bahwa tindakan seperti itu ilegal dan harus dihentikan.

“Shanghai harus memberikan contoh yang baik untuk seluruh negara tentang bagaimana melakukan pekerjaan pencegahan Covid-19 dengan cara yang ilmiah dan sah,” tulis Tong, dikutip dari Channel News Asia.

Langkah-langkah seperti itu seharusnya hanya diambil dalam keadaan darurat, katanya dalam esai tersebut.