Sistem Kesehatan India dalam Pusaran Pandemi Covid-19

KOMPAS.com – Narendra Modi telah mencapai 7 tahun usia jabatannya sebagai perdana menteri India sejak 2014, di tengah pandemi Covid-19 yang telah banyak menewaskan rakyatnya.

Modi memimpin panggung politik India dengan janji lebih banyak bekerja, kemakmuran, dan birokrasi lebih sederhana.

Namun, catatan pemerintahannya dalam 7 tahun disebut telah terbukti lesu dengan petumbuhan ekonomi jatuh dari biasanya 7-8 persen menjadi 3,1 persen pada kuartal IV 2019-2020.

Sementara, lebih dari 25 juta orang kehilangan pekerjaan sejak awal 2021. Lebih dari 75 juta orang India telah jatuh kembali ke dalam kemiskinan, termasuk sepertiga dari 100 juta kelas menengah India, menurut perkiraan oleh Pew Research.

Adanya pandemi Covid-19 lebih menghancurkan kinerja Modi yang disebut sudah di bawah standar, seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (22/6/2021).

Mengacu pada data Worldometers pada Selasa (22/6/2021), total kasus Covid-19 India telah mencapai 29 juta dan 389.302 kematian sejak awal pandemi di mulai.

Melansir The Hindu pada Kamis (27/5/2021) ilmuwan politik Ashwani Kumar dari Tata Institute of Social Sciences, mengatakan pandemi Covid-19 di India, seperti “tsunami” yang mengganggu pemerintahan dan kehidupan yang ada, yang berpusat pada sumber daya kesehatan.

Pengeluaran perawatan kesehatan suram

Ekonom Reetika Khera mengatakan bahwa seperti pemerintahan sebelumnya, Modi juga termasuk pemimpin yang mengabaikan perawatan kesehatan.

“India memiliki tingkat pengeluaran publik terendah untuk perawatan kesehatan di dunia,” kata ekonom Reetika Khera, seperti yang dikutip dari BBC pada Selasa (22/6/2021).

Para ahli mengatakan penekanannya adalah pada perawatan tersier dengan mengorbankan perawatan preventif atau primer.

“Ini mendorong kita menuju sistem kesehatan gaya AS yang mahal dan memiliki hasil kesehatan yang lebih buruk,” tambah Ms Khera.

Skema asuransi kesehatan ambisius Modi, yang diluncurkan pada 2018, tampaknya kurang berjalan bahkan selama Covid-19.

“Itu sudah lama ditunggu, tetapi perlu lebih banyak sumber daya yang masuk,” kata pakar kesehatan masyarakat Dr Srinath Reddy.

India perlu belajar dari pandemi Covid-19 sebagai peringatan untuk berinvestasi besar-besaran dalam memperkuat layanan kesehatan primer, tambahnya.

Ilmuwan politik Ashwani Kumar dari Tata Institute of Social Sciences mengatakan sebelumnya pada Mei bahwa masa depan pemerintahan partai BJP yang dipimpin Narendra Modi bergantung pada seberapa cepat dan efektifnya menangani masalah vaksinasi Covid-19 massal, khususnya dari bagian masyarakat yang terpinggirkan dan lebih miskin.

“Meskipun saya ragu untuk memprediksi. Pandemi telah mengancam kampanye BJP dari gerakan ideologis, lalu partai dan sekarang pemerintah,” katanya, berbicara kepada The Hindu.