Ada Kabar Kurang Sedap Lagi dari China Gegara Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia – Kabar kurang sedap kembali datang dari China. Pertumbuhan negara itu kini kembali dipangkas.

Analis Goldman Sachs merevisi perkiraan mereka untuk produk domestik bruto (PDB) China menjadi 4%. Ini setelah data April menunjukkan penurunan pertumbuhan akibat Covid-19 “mengendalikan” aktivitas bisnis dan membuatnya sangat terbatas.

Perkiraan baru ini bahkan lebih jauh di bawah target pertumbuhan pemerintah. Maret lalu, pemerintah Xi Jinping menargetkan PDB sekitar 5,5%.

“Mengingat kerusakan ekonomi terkait Covid-19 pada kuartal kedua (Q2), kami sekarang memperkirakan pertumbuhan China menjadi 4% tahun ini (vs 4,5% sebelumnya),” tulis Hui Shan dan tim di Goldman dalam sebuah laporan, dikutip CNBC International, Kamis (19/5/2022).

Sejak Maret, China berjuang untuk menahan wabah Covid-19 terburuknya dalam dua tahun terakhir. Khususnya kasus di kota metropolitan Shanghai dan ibu kota Beijing.

Di antara data perkiraan ekonomi April, Goldman menunjuk penurunan dalam bisnis perumahan dan penjualan. Produksi industri dan penjualan ritel juga turun lebih buruk dari perkiraan dari tahun lalu, hingga 11%.

Ekspor, pendorong utama pertumbuhan, naik 3,9% pada April dari tahun sebelumnya. Namun ini laju paling lambat sejak kenaikan 0,18% pada Juni 2020, menurut data resmi.

“Data yang lemah menyoroti ketegangan antara target pertumbuhan China dan kebijakan nol-Covid yang merupakan inti dari prospek pertumbuhan China,” kata analis lembaga itu lagi.

“Kami memperkirakan pembukaan kembali (re-open) tidak dimulai sebelum Q2 2023 dan prosesnya akan lebih bertahap dari yang diperkirakan sebelumnya.”

“Inilah sebabnya mengapa perkiraan pertumbuhan PDB 2023 kami hanya meningkat seperempat poin menjadi 5,3% (versus 5,0% sebelumnya) meskipun ada revisi setengah poin ke bawah untuk perkiraan pertumbuhan setahun penuh 2022.”

Pada Senin, Citi juga telah memangkas prospek pertumbuhannya menjadi 4,2% dari 5,1%. Meski sempat menjadi bank dengan perkiraan PDB China tertinggi.

Beberapa hari sebelumnya, JPMorgan telah menurunkan estimasinya menjadi 4,3% dari 4,6%. Morgan Stanley memangkas targetnya pada akhir April menjadi 4,2% dari 4,6%.